Rabu, 27 November 2013

Runtuhnya Puri Kebebasan Manusia(Filsafat Sosial)




PENGANTAR
            Globalisasi telah menjadi suatu realitas yang secara sadar mau pun tidak sadar telah mendominasi di dalam segala aspek kehidupan manusia saat ini. Seiring dengan perkembangan tekhnologi yang begitu pesat, setiap manusia dituntut/dipaksa untuk terus/up to date mengikuti perkembangan yang terjadi, hal ini mencakup di segala aspek kehidupan manusia. Globalisasi saat ini menempatkan manusia dalam suatu kondisi dan disituasikan sedemikian rupa sehingga mau tidak mau harus berkecimpung di dalamnya. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia dihadapkan pada suatu perubahan yang mana pada zaman dahulu belum ada, yang pada saat ini akrab kita sebut dengan teknologi komunikasi: jaringan komunikasi/jaringan internet. Perkembangan teknologi komunikasi menghantarkan kita pada suatu situasi yang mana telah membawa kita  menembus batas ruang dan waktu yang mana mungkin hanya menjadi anggan-anggan dan impian para pendahulu/nenek moyang kita. Melalui tawaran-tawaran yang di promosikan melalui iklan-iklan yang mana mau memberikan isyarat kepada kita dan mengajak kita untuk turut berkecimpung,bergabung terjun, tercebur,  serta menerima tawaran-tawaran yang begitu menggiurkan itu. Tawaran-tawaran yang menawarkan kepada kita untuk semakin mempermudah pengisntanisasi[1].
            Perkembangan teknologi komunikasi secara langsung maupun tidak langsung telah memaparkan, menunjukan, dan menghamparkan kepada kita semua yang ada dalam dunia ini yang telah menjadi sempit dan kecil karena tidak ada di dunia ini yang tidak dapat dihendus dan diketahui. Hal itu juga terjadi dalam diri kita, baik itu kemampuan, kelemahan, kerapuhan, kekekejaman, kekeliruan dll. Kemajuan teknologi komunikasi yang amat pesat dan begitu canggih itu telah menghantar kita pada suatu situasi yang mana tetap mambawa di dalamnya aspek positif dan negatif. Kedua aspek yang tidak dapat kita hindari dalam kehidupan kita. Yang menjadi pertanyaan kita adalah, sejauh mana pengaruh perkembangan kemajuan teknologi kominikasi itu dalam hidup kita? Dalam hal ini, yang menjadi acuan/benteng pertahanan dalam setiap individu ialah individu itu sendiri. Manusia diberi kuasa dan kehendak untuk melihat, menimbang dan bertindak (See,judge,act). Dengan kata lain, setiap individu diberi kebebasan untuk memilih apa yang hendak ia lakukan.

A.    KEBEBASAN INDIVIDU UNTUK MEMILIH
            Sangat menarik jika kita menilik dan bertolak berdasarkan apa yang telah ditekuni dan yang telah menjadi pemikiran salah satu filsuf yakni Jean Paul Sartre yang lebih akrab kita kenal dengan sebutan filsuf eksistensialisme[2]. Hasil buah dari pemikiran Sartre yang sangat terkenal dan fenomenal yakni pemikiranya mengenai eksistensi mendahului esensi. Apa yang dimaksut oleh Sartre bahwa eksistensi mendahului esensi ialah bahwa manusia lebih dahulu bereksistensi, berkiprah, berjumpa di dunia dan baru setelah itu mendefinisikan dirinya. Apa yang dimaksut dengan mendefinisikan dirinya ialah menjadikan dirinya sendiri, bebas terhadap pilihan-pilihan yang dihadapkan kepadanya, bebas menentukan pilihan serta tindakan apa yang mau ia lakukan.
            Sartre menolak anggapan bahwa esensi mendahului eksistensi karena hal itu mengacu kepada kebebasan yang dimiliki setiap individu.[3] Menurut Sartre, setiap individu berhak menentukan eksistensinya masing-masing. Esensi merupakan pilihan bebas yang diciptakan oleh setiap individu manusia. Setiap menusia merupak subjek yang sungguh-sungguh otonom/bebas. Ungkapan eksistensi mendahului esensi bukanlah ungkapan yang biasa, karena manusia menjadi manusia ketika ia memilih sebagai manusia dan pilihan-pilihan yang dia ambil oleh subjek tersebut bukanlah hanya untuk dirinya semata tetapi untuk kepentingan orang lain. Di zaman globalisasi saat ini, setiap manusia juga di hadapkan pada pilihan-pilihan yang beraneka macam. Sehingga tidak jarang kita menjadi bingung dan ragu-ragu atas tawaran-tawaran yang datang dengan berbagai cara dan bentuk. Perkembangan dunia komunikasi juga seakan-akan menjanjikan sebuah kenyamanan dan kemudahan yang tak tanggung-tanggung, sungguh sebuah fenomena yang sangat menarik untuk direkam dalam memori kehidupan dunia ini.

B.     IKLAN VS PURI KEBEBASAN MANUSIA
            Dominasi, manipulasi, dan eksploitasi dewasa ini memang telah di kuasai oleh dunia Iptek yang sungguh berkembang dengan luar biasa. Perkembangan secara global tidak hanya terjadi pada satu aspek saja, tetapi terjadi diberbagai aspek dalam lapisan kehidupan manusia saat ini. Tawaran-tawaran yang datang ditujukan pada semua golongan usia tanpa terkecuali.(pilihan atas makan-minum, pakaian, hidup keluarga, gaya hidup, aktifitas, hiburan, dll).[4]  Iklan menjadi salah satu sarana dalam menawarkan suatu produk serta perkembangan-perkembangan yang terjadi di dunia yang serba modern, instan, canggih,dll. Iklan merupakan sebuah medium informasi dan komunikasi yang multiguna yang telah di setting seturut kepentingan dan kebutuhan penggunanya (produsen).iklan dapat menjadi salah satu alat yang tercanggih dan efektif dalam mempromosikan dan menawarkan produk-produk yang baru. Serta berfungsi memperlancar arus penawaran dan permintaan.
            Dalam diri manusia, terdapat yang namanya kebebasan. Namun yang mendahuluinya ialah berpikir. Manusia berpikir dahulu kemudian baru bertindak, menyatakan kebebasannya. Maka tepatlah jika dikatakan bahwa berpikir merupakan modus dari kebebasan. [5]Kebebasan individu yang pasti dimiliki oleh setiap manusia tanpa terkecuali. Kebebasan yang kita miliki itu hendaknya terus dijaga dan di gunakan sebaik mungkin dan setepat mungkin. Kebebasan itu jika dapat di ibaratkan ialah ibarat sebuah puri. Puri kebebasan manusia yang semestinya hendak di jaga terus menerus sehingga tetap berdiri kokoh dan kuat. Menghadapi arus globalisasi yang terus menunjukan kiprahnya, yang selalu berusaha berpikir untuk menciptakan produk-produk baru yang di butuhkan oleh konsumen, maka sebagai manusia yang otonom  kita hendak terus menjaga dan mempertahankan puri yang ada dalam diri kita agar tetap berdiri kokoh dan kuat.
            Iklan bukan hanya sekedar sebuah sarana untuk menawarkan produk-produk kaum kapitalis. Tetapi lebih dari itu selain menawarkan kemudahan-kemudahan dan kenyamanan, kehadiran iklan juga sedikit demi sedikit telah memperkikis bahkan suatu saat akan meruntuhkan puri kebebasan manusia. Dengan kata lain, kehadiran iklan hendak dilihat secara lebih menyeluruh lagi, bagaikan dua sisi mata uang yang menunjukan sisi positif dan sisi negatifnya bagi kehidupan manusia. Aksi manipulasi dan eksploitasi tersebuat dinyatakan dalam berbagai promosi dan penggunaan iklan secara sistematis dan kontinyu. Lewat slogan dan gambar yang provokatif, bombastis, idealis, magis, fastastis,dll. Tahap demi tahap kehadiran iklan juga harus dilihat sebagai sebuah momok yang perlu dikhawatirkan. Mengapa dikatakan momok? Karena jika tanpa disadari, kehadiran iklan dapat mematikan dan meruntuhkan puri kebebasan yang dimiliki oleh manusia. Lambat laun kebebebasan yang semestinya dipergunakan dengan sebaik-baiknya demi kepentingan semua kalangan akan terkikis bahkan runtuh dan mati.

C.    FREEDOM FROM THE SELF
Manusia dicampakkan ke dunia disertai dengan kebebasannya. Manusia menjadi makhluk yang paling luhur dianyata segala cintaan-Nya. Sehingga manusia dapat dikatakan sebagai makhluk yang otonom.[6] Kita menyadari bahwa kita diciptakan sebagai manusia yang berbeda dengan makhluk lainnya. Kita dianugerahi lebih karena budi kita. Karena itulah manusia dikatakan sebagai makhluk yang berkehendak bebas. Bebas atas dirinya dan pilihannya. Dengan kebebasan yang kita miliki tentunya kita dapat bertindak, dapat melakukan sesuatu dengan sadar, bebas dan tanpa paksaan. Barhadapan dengan tawaran-tawaran yang disodorkan kepada kita melalui jelmaan-jelmaan, sulapan-sulapan, perekayasaan dan iklan-iklan yang menggiurkan, memunculkan suatu problematika yang sangat besar. Disini kebebasan setiap manusia dituntut, mau tidak mau manusia dihadapkan pada dua pilihan antara mau menerima atau tidak.
Freedom from the Self atau kebebasan dari dalam diri menuntut setiap manusia untuk mengambil sebuah tindakan, keputusan, pilihan atas dirinya sendiri dan harus berdasarkan kebebasan yang mendasar dan mendalam dari dalam diri manusia.[7] Kebebasan manusia yang diibaratkan sebagai sebuah puri yang berdiri kokoh kuat dan tegak semestinya harus tetap dijaga agar tetap berdiri tegak sehingga terlihatlah keagungannya. Setiap manusia yang didalam dirinya dibangun sebuah puri yang kokoh, yang berfondasikan kekuatan dan kebebasan maka walaupun angin kencang menerpa ia tidak akan roboh dan akan tetap berdiri tegak. Sebuah analogi yang ingin menggambarkan sebuah KEBEBASAN. Kebebasan yang ada  dalam diri setiap manusia. Yang dimaksut dengan angin dan badai ialah bak sebuah tawaran-tawaran, iklan, dll yang selalu mengitari dan menghiasi kehidupan manusia di zaman modern ini.
Seperti yang kita ketahui bahwa iklan selalu hadir dalam bentuk yang indah, menarik, menggoda, dan provokatif. Pesan iklan juga selalu disampaikan dengan gaya bahasa dan tutur kata yang simpatik, lucu, meyakinkan, menggiurkan, menggugah semangat, dan menyenangkan tentunya. Terlepas dari itu semua, berkat kehadiran iklan, orang-orang menemukan kembali kemudahan-kemudahan, kesenangan-kesenangan, kegembiraan atas kehidupannya. Namun dengan sebuah kesadaran yang mendalam, kehadiran iklan juga dapat menjadi momok serta bumerang dalam kehidupan kita. Tidak jarang kita jumpai akibat-akibat dari sebuah ideologi iklan dimana manusia-manusia kehilangan kebebasannya dan malah ikut-ikutan. Disinilah kebebasan manusia dituntut untuk menjalankannya dengan baik. Dengan demikian perjuangan demi kebebasan tak kenal henti[8]. Tetapi harus terus diperjuangkan.

Relevansinya Bagi Para Mahasiswa/i STFT
            Dihadapkan pada pilihan yang beraneka ragam dalam berbagai jenis dan bentuk melalui media iklan dll, kebebasan kita pun dipertaruhkan. Yang menjadi penentu adalah setiap pribadi itu sendiri. Dihadapkan pada tawaran-tawaran yang menggoda, yang menawarkan kenyamanan, kemudahan, kenikmatan, keinstanan dll. Maka pertanyaan yang muncul adalah apakan kita mengikuti atau menolak, tentunya dengan menimbang, melihat dan memilih yang baik. Menjadi sebuah relevansi khusus nya bagi mahasiswa/i STFT yang mayoritas adalah para frater dan suster, para calon pemimpin gereja. Ketika menghadapi situasi zaman yang berkembang begitu pesat itu, apakah turut terbawa arus, hanyut mengikuti derasnya aliran-aliran yang menawarkan kenyamanan melalui cara-cara yang instan seperti yang ditawarkan melalui media iklan dll.
            Runtuhnya puri kebebasan manusia, sebuah pembahasan yang mana mau menggambarkan bahwa kebebasan yang dimiliki oleh setiap manusia juga dapat runtuh bahkan roboh jika tidak dijaga dan dipertahankan. Tantangan-tantangan yang datang dengan berbagai jenis dan bentuknya itu lah yang menjadi penyebab runtuhnya mahkota, puri kebebasan manusia. Dalam hubungan menjalani panggilan yang secara khusus (Frater/suster) di STFT, tantangan-tantangan seperti ini juga akan kerap kita jumpai. Semestinya dengan penuh kesadaran, para frater/suster tidak ikut turut dalam arus Hedonisme[9] belaka seperti yang banyak ditawarkan di jaman ini. Malah sebaliknya harus menjadi teladan bagi kaum muda yang lain untuk tetap teguh dalam mempertahankan kebebasan yang bertanggung jawab yang mana mengarahkan setiap individu ke arah yang baik bagi sesama.

PENUTUP
            Diakhir tulisan ini, penulis ingin megajak kita semua untuk sedikit menyadari bahwa perkembangan zaman di dunia tekhnologi dan kominikasi yang mana melalui tawaran-tawaran iklan,slogan, dll. Dapat turut ambil bagian dalam meruntuhkan puri kebebasan yang ada pada manusia. Di sinilah kebebasan manusia secara sadar dan bertanggung jawab di tuntut. Memang benar bahwa kemajuan itu juga sangat membantu manusia, namun perlu diperhatikan juga bahwa acap kali bahkan menimbulkan efek yang negatif seperti tertanamnya paham hedonisme, penginstanisasi, kurangnya daya juang,dll. Manusia adalah manusia yang dengan bebasannya menentukan dirinya sendiri melalui pilihannya, namun harus disertai oleh tanggung jawab. Kebebasan yang bertanggung jawab.
DAFTAR PUSTAKA

Bertens, Kees, Filsafat Barat Abad XX, PT.Gramedia, 1985
Kristianto, Yoseph, Menjadi Murid Yesus, Yogyakarta: Kanisius, 2010.
Magis-suseno, Franz, Pemikiran Soedjatmoko tentang Kebebasan, Jakarta: PT. Gramedia, 1993.
Saeng, Valentinus, Kritik Ideologi Menyibak Selubung Ideologi Kapitalis Dalam Imperium Iklan,  Yogyakarta: Kanisius, 2011.
Shafii, Mohammad, Freedom From The Self, USA: Curiosita, 2004.
Sudibyo, Agus, Manusia dan Kebebasan dalam Pemikiran Hannah Arendt, Jakarta: PT. Wahana Aksi Kritika, 2012


[1] Penginstanisasi: menginginkan, menjadikan segalanya dengan mudah, cepat.
[2] Eksistensialisme: sebuah aliran filsafat yang pahamnya berpusat pada manusia individu yang bertanggung jawab atas kemauannya yang bebas.
[3] K.Bertens, Filsafat Barat Abad XX, Jakarta: PT.Gremedia, 1985, hal 307-314.
[4] Valentinus Saeng, Kritik Ideologi Menyibak Selubung Ideologi Kapitalis dalam Imperium Iklan, Yogyakarta: Kanisius, 2011, hlm214-215.
[5] Agus Sudibyo, Manusia dan Kebebasan dalam Pemikiran Hannah Arendt, Jakarta: PT.Wahana Aksi Kritika, 2012, hlm. 122.
[6] Yoseph Kristianto,Dkk, Menjadi Murid Yesus, Yogyakarta: Kanisius, 2010, hlm 71-75
[7] Mohhamad Shafii, Freedom From The Self, USA, Curiosita, 2004, hlm 12-13.
[8] Franz Magnis Suseno, Pemikiran Soejadmoko Tentang Kebebasan, Jakarta: PT.Gramedia, 1994, hlm 103.
[9] Hedonisme= sebuah paham yang mengutamakan kesenangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar